Kisah masyhur tentang Habil dan Qabil sudah seperti hafalan di luar kepala ya, #KawanAksi. Kisah dua anak laki-laki Adam as. ini memberikan pelajaran pertama yang begitu membekas di sanubari kita, bahkan sejak kecil: Jangan punya rasa iri hati. Perasaan yang memberikan dampak buruk, yang terasa bukan hanya kepada diri kita sendiri saja, tapi juga obyek yang kita cemburui.
Qabil menyadarkan kita bahwa tiap-tiap manusia telah memiliki garis waktunya sendiri. Telah memiliki rezekinya sendiri, telah memiliki kemalangannya sendiri, dan memiliki ketetapannya sendiri. Namun, dari Habil kita juga bisa memaknai bahwa ada ketetapan yang terjadi karena sebuah kerja keras dan upaya melakukan yang terbaik.
Jika Qabil memberikan kita pelajaran tentang batasan hak dan kewajiban berhubungan antar manusia, Habil memberi kita petunjuk menjadi sebaik-baiknya manusia.
Habil memberi teladan bahwa menjadi sebaik-baiknya manusia tidaklah bermula dari sesuatu yang mahal dan jarang, besar atau kecil. Memastikan hal baik dari setiap hal yang dikerjakan adalah arti dari menyukuri karunia yang Tuhan beri. Salah satu yang Habil contohkan secara gamblang adalah ikhlas dalam sedekah.
Dari amalan Habil, kita dapat menarik kesimpulan bahwa sedekah adalah memberikan sebaik-baiknya hal yang kita punya, meski hanya sesisihan saja. Meski hanya secuil dari gunungan rezeki dan nikmat yang Tuhan titipkan kepada kita.
Harta dan nikmat rezeki adalah titipan, #KawanAksi. Jadi, ketika kita memerlukan segala kebaikan dunia untuk mendukung kehidupan kita, maka tentu sebaiknya kita memberikan sebaik-baiknya hal milik kita untuk kehidupan sebagai imbal balik, kan?
Semoga harimu menyenangkan, #KawanAksi!