
Setiap hari, Abah Apid (77 tahun) mendorong gerobak orang tuanya. Langkahnya berat, kakinya sering terasa sakit, namun semangatnya tak pernah padam. Demi menyambung hidup bersama Mak Otih, istri yang setia menanti di rumah.

Abah kalo dagang bawa es lilin harus jualan selama 3 hari baru habis, ujarnya lirih.
Di tengah gempuran es krim modern, dagangan tradisional Abah Apid kian sepi pembeli. Penghasilannya tak menentu, seringkali hanya berkisar Rp 15.000 - Rp 20.000 per hari. Jauh dari kata cukup, bahkan kadang hanya bisa makan nasi tanpa lauk. Anak-anaknya sudah berkeluarga dan jarang menengok, membuat Abah dan Mak Otih hanya bisa berharap pada penghasilan Abah.

Meski begitu, Abah Apid tak pernah mengeluh. Ia bersyukur masih bisa membawa pulang rezeki, meski kaki sakit dan harus berjalan jauh melewati jalanan. Impian terbesarnya kini memiliki warung kecil di rumah. Ia ingin berhenti berenang, meringankan beban kakinya yang renta, dan membahagiakan Mak Otih di sisa usianya.
#kawanaksi, yuk ulurkan tangan, bantu Abah memiliki warung impiannya agar ia tak perlu lagi berjuang di jalanan.
Jika teman-teman ingin membantu silakan berdonasi dengan cara:
1. Klik tombol “DONASI SEKARANG”
2. Masukkan nominal donasi
3. Pilih metode pembayaran
4. Transfer ke no. rekening yang tertera.
Tidak hanya berdonasi, teman-teman juga bisa membantu dengan cara menyebarkan halaman galang dana ini ke orang-orang terdekat agar semakin banyak orang yang ikut membantu
Penafian:
Penggalangan Dana ini merupakan bagian dari Program Kemanusiaan. Kelebihan donasi yang terhimpun di gunakan untuk membantu penggalangan donasi penerima manfaat lainnya.
